Kerajaan Kanjuruhan Sejarah Kebudayaan dan Jejak Kejayaannya di Jawa Timur


Kerajaan Kanjuruhan Sejarah Kebudayaan dan Jejak Kejayaannya di Jawa Timur – Indonesia, dengan kekayaan sejarah dan budayanya. Pernah menjadi rumah bagi berbagai kerajaan yang memberikan pengaruh besar dalam perjalanan bangsa ini. Salah satu kerajaan yang memiliki peran penting dalam sejarah Jawa Timur adalah Kerajaan Kanjuruhan. Meski tidak setenar kerajaan-kerajaan besar lainnya seperti Majapahit atau Sriwijaya, Kerajaan Kanjuruhan menyimpan banyak misteri dan warisan budaya yang menarik untuk ditelusuri. Artikel ini akan membawa Anda mengungkap lebih jauh tentang sejarah, kebudayaan, serta jejak kejayaan yang ditinggalkan oleh Kerajaan Kanjuruhan.

Sejarah Awal Kerajaan Kanjuruhan

Kerajaan Kanjuruhan diperkirakan berdiri sekitar abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi, dan berlokasi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Malang, Jawa Timur. Meskipun informasi tentang kerajaan ini relatif terbatas, beberapa sumber sejarah, seperti prasasti dan catatan-catatan arkeologi, menunjukkan bahwa Kanjuruhan adalah kerajaan yang memiliki pengaruh besar dalam wilayahnya pada masa itu.

Nama “Kanjuruhan” pertama kali disebutkan dalam Prasasti Dinoyo yang ditemukan di sekitar Kota Malang. Prasasti ini mengungkapkan bahwa Kanjuruhan merupakan kerajaan yang kuat dan berkembang pesat pada masa kejayaannya. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa Kanjuruhan merupakan pendahulu dari kerajaan-kerajaan besar yang muncul kemudian, seperti Singhasari dan Majapahit, yang memiliki pengaruh besar di Jawa Timur.

Pusat Pemerintahan dan Wilayah Kerajaan Kanjuruhan

Kanjuruhan diyakini memiliki pusat pemerintahan yang terletak di sekitar daerah yang kini menjadi Kabupaten Malang. Selain itu, kerajaan ini juga menguasai wilayah-wilayah lain di Jawa Timur, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi bagian dari kota-kota besar seperti Surabaya dan Kediri.

Letak geografis Kerajaan Kanjuruhan yang berada di bagian selatan Pulau Jawa, dekat dengan pesisir selatan, memungkinkan kerajaan ini untuk memiliki akses yang strategis untuk perdagangan dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, bahkan luar Nusantara. Hal ini memberikan keuntungan besar bagi Kanjuruhan dalam hal ekonomi dan pertahanan.

Kebudayaan dan Kepercayaan di Kerajaan Kanjuruhan

Kerajaan Kanjuruhan, meskipun tidak sebesar Majapahit atau Singhasari dalam hal kekuasaan dan wilayah, memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam. Kebudayaan yang berkembang di Kanjuruhan sangat dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha, yang merupakan tradisi utama pada masa itu di Indonesia.

Salah satu peninggalan penting dari Kerajaan Kanjuruhan adalah candi-candi dan prasasti yang tersebar di sekitar Malang dan sekitarnya. Peninggalan ini menunjukkan bahwa kerajaan ini sangat memperhatikan pembangunan budaya dan agama. Candi-candi yang dibangun pada masa itu kemungkinan digunakan untuk tempat ibadah, serta sebagai simbol kekuasaan dan kemegahan kerajaan.

Selain itu, masyarakat Kanjuruhan diperkirakan menganut agama Hindu dengan pengaruh ajaran Siwaisme dan Buddhisme. Hal ini tercermin dari berbagai artefak yang ditemukan, seperti patung-patung dewa dan arca yang menunjukkan pengaruh kuat agama Hindu-Buddha.

Kebudayaan lain yang berkembang di Kerajaan Kanjuruhan adalah seni dan arsitektur. Pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat dalam seni ukir dan lukisan pada candi-candi yang dibangun oleh para penguasa Kanjuruhan. Selain itu, kerajaan ini dikenal memiliki sistem pertanian yang maju, dengan pengelolaan irigasi yang baik dan kemampuan dalam menghasilkan produk-produk pertanian yang melimpah.

Peninggalan Sejarah dan Pengaruh Kerajaan Kanjuruhan

Meskipun Kerajaan Kanjuruhan tidak meninggalkan banyak bukti tertulis, beberapa peninggalan sejarah seperti Prasasti Dinoyo dan berbagai situs arkeologi yang ditemukan di sekitar Malang memberikan gambaran tentang kejayaan kerajaan ini. Prasasti Dinoyo yang ditemukan pada tahun 1922 merupakan salah satu bukti penting yang menunjukkan bahwa Kanjuruhan adalah kerajaan yang memiliki hubungan erat dengan kerajaan-kerajaan lain di Jawa Timur pada waktu itu.

Selain itu, beberapa situs arkeologi di Malang dan sekitarnya juga mengungkapkan adanya peninggalan struktur bangunan yang menunjukkan adanya pusat-pusat kehidupan kerajaan, seperti candi-candi, sumur, dan patung-patung. Peninggalan-peninggalan ini menggambarkan kemajuan peradaban yang terjadi di Kanjuruhan dan memberikan wawasan tentang kehidupan sosial dan keagamaan di kerajaan tersebut.

Kejayaan Kerajaan Kanjuruhan juga dapat dilihat dari pengaruhnya terhadap kerajaan-kerajaan besar yang muncul setelahnya.

Kejatuhan Kerajaan Kanjuruhan

Seperti halnya kerajaan-kerajaan lainnya, Kerajaan Kanjuruhan mengalami masa kemunduran, yang diperkirakan terjadi pada akhir abad ke-10 Masehi. Beberapa faktor yang diyakini menjadi penyebab kejatuhan kerajaan ini termasuk peperangan dengan kerajaan tetangga. Perebutan kekuasaan internal, dan perubahan politik yang terjadi di wilayah tersebut.

Setelah kejatuhannya, sebagian wilayah Kanjuruhan dianeksasi oleh Kerajaan Singhasari, yang kemudian menjadi kerajaan besar di Jawa Timur pada abad ke-13. Meskipun kerajaan ini telah runtuh. Warisan budaya dan sejarah yang ditinggalkan tetap menjadi bagian dari identitas budaya Jawa Timur hingga saat ini.

Kerajaan Kanjuruhan mungkin tidak sebanyak kerajaan besar lainnya dalam sejarah Indonesia, tetapi peran dan warisan yang ditinggalkannya sangat berharga.

Scroll to Top